multi info, hiburan, pengetahuan, dan aneka informasi

MASALAH ETIS ANTARA PERAWAT, KLIEN DAN DOKTER


Dalam melaksanakan praktik keperawatan, tindakan mandiri perawatan professional melalui kerja sama yang bersifat kolaboratif ,baik dengan klien mau pun tenaga kesehatan lainnya dalam memberrikan asuhan keperawatan holistic sesuai wewenanang dan tanggung jawabnya (CSH,1992). Oleh karena itu dalam melaksanakan tugasnyaperawat tidak dapat bekerja tanpa kolaborasi Dengan profesi lain. Profesi lain itu antara lain adalah dokter, ahli gizi,tenaga laboratorium, tenaga roentgen dan sebagainya.

Dalam melaksanakan tugasnya setiap profesi dituntut untuk mempertahankan kode etik profesi masing – masing. Kelancaran tugas masing – masing tergantung dari ketaatannya dalam menjalankan serta mempertahankan kode etik profesinya.Bila setiap prefesi telah dapat saling menghargai ,kerja sama akan terjalin dengan baik, walaupun pada pelaksanaannya sering juga terjadi konflik etis antara perawat,klien,dan dokter.

Contoh 1:
seorang wanita tua berumur 87 tahun dirumah perawatan (nursing home) mengatakan pada perawatnya bahwa ia merasa tidak mampu membayar perawatan medisnya  dan ingim mengganti dokternya. Ia bertanya pada perawat apa yang dapat ia kerjakan. Perawat menyarankan bahwa klien membicarakan hal tersebut dengan dokternya.

Dokter tersebut datang sehingga perawat itu juga ada diruangan klien tersebut, dan klien mengatakan keinginannya untuk mengganti dokternya. Dokter berkata pada klien, “anda hanya sia-sia, anda tidak dapat mengganti dokter saat ini”. Kemudian dokter tersebut pergi. Dalam hal ini perawat tahu bahwa klien mempunyai hak untuk mengganti dokternya.

a.       Hubungan Perawat – Pasien – Dokter

Tiga unsur manusia dalam keperawatan yang saling berhunganadalah :


Dalam hubungan timbal balik ini perawat dan dokter tidak bisadipisahkan dalam pemberian layanan kesehatan kepada klien yangberkualitas.
Persamaan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan adalah sasaran pelayanannya manusia.   

Sedangkan perbedaannya, ilmu kedokteran bersifat Fathernalistik (figur seorang bapak, pemimpin dan pembuat keputusan).Sedangkan keperawatan bersifat mathernalistik yang mencerminkan figur ibu (Mother Instinc) dalam memberikan asuhan keperawatan dengan kasih sayang dan bantuan (Helping Relationship)

b.      Model Hubungan

 1. Aktivitas – Positifistis
Dokter berperan aktif, klien berperan pasif, tepat diterpkan pada klien anak-anak, bayi, pasien tidak sadar, koma, pasien pada kedaruratan. Biasanya dokter bersifat otoriter, pasien kurang diperhatikan.

2. Hubungan Membantu
Klien yang mengalami gangguan / masalah kesehatan akan mencari bantuan kepada dokter untuk mengatasi masalah, dan dokter yang memiliki pengetahuan kedokteran akanmemberi bantuan kepada klien dalam mengatasi masalah kesehatan

3. Partisipasi Mutual
Individu memiliki hak yang sma / kesejajaran antara umat manusia merupakan nilai yang tinggi. Pada model ini mencerminkan azas demokrasi. Interaksi yang dilakukan merupakan interaksi dari masing-masing individu yang memiliki hak yang sama (sejajar) dalam memperoleh pelayanan, saling membutuhkan, dan interaksi yang dilakukan memberikan kepuasan kedua belah pihak. Dalam hal ini peran dokter membantu klien menolong dirisendiri. Peran ini penting untuk mengenal diri klien dan kemampuan diri klien, serta menjelaskan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang. Keperawatan bersifat menghargai martabat individu yang unik atau berbeda satu dengan yang lain, membantu kemampuan dalam menentukan dan mengatur diri sendiri.

c.       Hubungan Perawat, Dokter dan Klien

Dalam pelayanan kesehatan, perawat menjalin hubungannya dengan dokter dan klien, dalam hal ini ada beberapa peran perawatyaitu :

*Peran Independent (mandiri).
*Peran Dependent (tergantung dokter).
*Peran Kolaborasi (interdependent).

a.       Peran Independent
Peran perawat dalam memberikan askep dapat dipertanggung jawabkan secara mandiri oleh perawat.
b.    Peran Dependent
Peran dalam melaksanakan peran pemberian obat-obatan dan tanggung  jawab penuh oleh dokter.
c.       Peran Kolaborasi
Peran dalam melakukan pelayanan kesehatan bekerja sama sebagai tim work dengan tim kesehatan lain.

Untuk mendapatkan perlindungan hukum pada tindakan  (perandependent), perawat dan dokter perlu berkomunikasi yang jelas dan diketahui oleh kedua belah pihak. Contohnya, The Standing Order  Dokter memberi kepercayaankepada perawat untuk pemberian obat-obatan tertentu, dalam jangka waktu tertentu.

 d.      Hubungan Perawat, Klien dalam Kontek Etis

Kondisi yang dihadapi klien merupakan penentu peranperawat terhadap klien. Seorang klien dalam situasi tertentu, mempunyai tujuan tertentu, begitu juga perawat, dalam situasi tertentu memiliki tujuan tertentu.Hubungan perawat dan klien mendasari nilai dan martabat manusia, pengembangan rasa terpercaya, pengukuran pemecahan masalah (Problem Solving) dan kolaborasi. Dalam hubungan in perawat bisa berperan sebagai konselor, sebagai pengganti orang tua, saudara kandung, temansebagai pasien dalam mengungkapkan perasaan-perasaannya. Jadi,dalam hal ini hubungan perawat dengan klien bersifat alamiah.Dalam interaksi antar perawat dan klien masing-masing memiliki kesepakatan dan persetujuan dimana klien mempunyai peran dan hak, begitu juga perawat mempunyai peran dan hak sebagai perawat. Dalam setiap hubungan, perlu didahului dengan  kontrak dan kesepakatan bersama, sehingga kesepakatan ini bisa menjadi parameter dalam perawat memutuskan setiap tindakan etis.

e.       Hubungan Perawat dan Klien

Kehadiran dan Kepedulian (Noddings)
Hadir saat klien membutuhkan, bisa diartikan sebagai kepedulian terhadap kesejahteraan seseorang, menumbuhkan rasa percaya, kepedulian terhadap satu sama lain dan sikap positif yang bisa meningkatkan kesehatan. Bila kehadiran dan kepedulian menjiwai pelayanan kesehatan, seluruh tantangan lingkungan akan berubah sehingga tercipta terapi yang adekuat, klien juga menghargai, berbangga menjadi bagian dari upaya layanan kesehatan.
Penghargaan yang datang dari klien terhadap kehadirankepedulian akan menimbulkan perasaan tenang dan puas atas pelayanan keperawatan yang telah di berikan kepada klien yang dirawat dalam RS tertentu. Kehadiran kepedulian seringkali membantu proses penyembuhan. Menerima kehadiran kepedulian meningkatkan kesejahteraan klien melaluitransformasi keberadaan mereka di dunia. Contoh: Ketika perawat menyuntik dengan tenang, akan memberikan perasaan nyaman dan mengurangi kecemasan, sehingga waktu disuntik klien tidak menjalani ketegangan otot dan tidak merasakan nyeri pada bekas suntikan.
DAFTAR PUSTAKA


No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archive